Ambil Serbuk Kopi Atau Gula Duluan Ya?

Kopi sudah menjadi sajian wajib bagi banyak orang, apakah anda juga sama? Kalau kopi belum mengebulkan asapnya dari gelas, rasanya ada yang kurang..


Setelah minuman ini merayap di mulut, rasanya enak sekali..

Mantap..

Sayapun begitu..

Kopi sudah menjadi sajian wajib yang mesti mampir ke dalam mulut. Dalam sehari, minimal sekali harus ada.. 

Tapi tidak sampai lebih dari tiga kali sehari.

Membuatnya pun mudah..

Kalau pakai yang sachet, tinggal tuangkan isinya ke cangkir dan guyur dengan air panas.

Aduk sebentar..

Sudah siap.

Selain yang sachet, saya sangat menggemari kopi yang diracik dengan metode tradisional. Kopi bubuk hitam ini diproses dengan cara dari warisan jaman dulu.

Dijemur, disangrai dan barulah digiling.

Aromanya ga nahan.

Kopi model ini bisa ditemukan dengan mudah dikampung, dan setiap pulang pasti membawa sekilo serbuknya.

Untuk menyeduh kopi ini, saya sudah biasa membuatnya sendiri.

  • Ambil secukupnya
  • Tuang di gelas
  • Isi gula yang pas
  • Tambah air panas
  • Aduk dan beres


Tapi, ada kejadian yang membuat istri komplain berhubungan dengan kegemaran saya menyeruput kopi serbuk ini.

Ada apa gerangan ya?

Ambil kopi apa gula dulu?

Nah, jawaban mengapa istri mengeluh tentu saja bukan karena isi kopi dalam toples cepat amblas.

Jelas bukan ini.

Setelah berhasil meracik secangkir kopi idaman, istri melihat gula pasirnya bercampur dengan warna coklat kopi.

Jelas saja ia geram setengah marah.

Disini terjadi kesalahan, yaitu urutan pengambilannya. Kopi duluan baru gula, atau sebaliknya.

Yang pas adalah gula duluan.
Kok bisa?

Ketika gula disendok paling awal, sendok masih dalam keadaan bersih dan tidak dibaluri noda coklat dari kopi.

Betul kan?

Gula tetap putih bersih tanpa cela. Jadi ketika istri ingin membuat minuman manis, ia tidak mencium aroma kopi dari gelasnya.

Kebetulan ia tidak begitu suka kopi, jadilah mesti saya yang berubah.

Ia agak gusar ketika mencium aromanya.

Ya, namanya orang, ada yang senang ini tapi tidak senang itu.
Apakah anda pernah mendapat komplain seperti begini?

Berarti proses penyeduhannya harus diubah, ambil gula dulu baru kopi. Atau kalau tidak mau salah langkah, gunakan sendok khusus dimasing-masing toples.

Mudah kan?

Bagaimana jika kopinya tersentuh sisa gula dalam sendok?

Ini sih tidak terlalu masalah.

Ketika selesai mengambil gula dan kemudian masih menggunakan sendok yang sama mencongkel serbuk kopi, bisa saja ada sisa-sisa gula pada toplesnya.

Kalau gula sih aromanya tidak segalak kopi.

Lagian banyak yang meminumnya pakai gula, biar manis.
Jadi tidak terlalu masalah.

Beda jika gulanya yang dilumuri kopi, makanan atau minuman yang dibuat bisa menyebarkan aromanya.

Sepele memang, tapi istri tidak suka seperti ini.

Jadi, biar menguntungkan dua belah pihak, gula dulu yang diutamakan. Barulah kopi..
Mudah kan?

Tujuannya apa?

Ketika membuat minuman atau makanan manis, gula yang dilumuri kopi bisa menimbulkan aroma tidak nyaman bagi mereka yang tidak menyukainya.

Tapi kalau gula bersih, kejadian seperti ini lewat begitu saja.

Rasanya hal ini bukan masalah besar? Iya, tapi bagi beberapa orang, kejadian gula coklat bisa menimbulkan sensasi kurang nyaman.

Memang itulah tujuannya, menghindarkan aroma kopi bagi mereka yang tidak suka.

Apabila sering mengambil kopi dulu baru gula, lama-lama gulanya semakin coklat. Jika membuat makanan manis yang lain, warna hidangan yang dibuat bisa berubah akibat campur tangan kopi.

Ga mau dong?

Nah, agar lebih mudah,  bisa menggunakan kopi yang sudah dikemas dalam bentuk sachet. Praktis, cepat dan tanpa ribet.

  • Sobek bungkusnya
  • Tuang
  • Seduh
  • Aduk
Beres..

Tidak perlu takut gula tercemar noda coklat kopi yang masih menempel pada sendok. Aman dari kejadian ini.

Tapi setiap orang punya selera, banyak lho yang masih mengutamakan kopi serbuk yang diolah dengan cara tradisional.

Post a Comment for "Ambil Serbuk Kopi Atau Gula Duluan Ya?"